Forum Intelektual
Kalimantan Utara (FIKR) terbentuk di akhir tahun 2013, di Tanjung Palas Hilir,
Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Anggotanya terdiri dari beberapa
Pemuda dan Pemudi militant yang ingin
melihat Kalimantan Utara 20 Tahun kemudian dapat menjadi Daerah Metropolitan di
Wilayah Utara Indonesia, setara secara ekonomi dan politik dengan Negara-negara
di Sekeliling Laut Cina Selatan (Vietnam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Cina).
Forum ini percaya bahwa segala gerakan perubahan berdiri di atas dua fondasi
utama yaitu Enterpreneurship dan Education,
oleh karena itu Forum ini bergerak dalam dua bidang tersebut, yakni Enterpreneurship dan Education. Dalam rangka
Launching Forum sekaligus
memperingati Hari Pendidikan Nasional sebulan yang lalu, maka diadakanlah
Seminar Pendidikan ini. Adapun latar belakang, maksud dan tujuan seminar adalah
sebagai berikut.
Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa adalah salah satu Tujuan didirikannya Negara indonesia yang
tertera di Pembukaan Undang-Undang Dasar Indonesia. Upaya mencerdaskan tersebut
adalah menyelenggarakan Pendidikan yang bermutu. Bagaimanakah, atau melalui proses apakah, Sistem Pendidikan dapat mencetak
Sumber Daya Manusia yang cerdas? Sederhananya, apakah Pendidikan mampu
meningkatkan level kecerdasan masyarakat, yang indikasinya adalah perubahan
level ekonomi masyarakat dari menjadi buruh
di negeri sendiri meningkat menjadi Tuan
di negeri sendiri?
Berdasarkan data
dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung
(ITB) tahun 2009, Sejak dekade 1980-an Pemerintah Indonesia telah
memperkenalkan program-program link and match
untuk meningkatkan kesesuaian antara kompetensi lulusan Sekolah Menengah Atas
dan kebutuhan tenaga kerja industri. Di awal 2005 Kementrian Negara Riset dan
Teknologi memperkenalkan kerangka kerja interaksi tiga pihak Academicians, Business dan Government
(disebut interaksi ABG) untuk menstimulasi
inovasi di berbagai skala (Nasional, wilayah dan lokal).
Para
Pengambil Kebijakan dunia pendidikan di Kalimantan Utara tentunya telah
menerapkan konsep link and match dan
penggunaan teknologi tepat guna sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat, namun
kenapa tidak berhasil menstimulasi dunia
akademik untuk menghasilkan inovasi-inovasi di bidang IPTEK di Kalimantan
Utara?
Pada
tahun 2008, Koran Republika mencatat bahwa Di indonesia terdapat rata-rata 400 ribu
orang Lulusan Sarjana setiap tahun, dan hanya 30 ribu orang saja yang terserap
lapangan kerja setiap tahunnya. Berdasarkan data lainnya, dari Badan Pusat
Statistik Bulungan Tahun 2013, pada Tahun 2010 sampai dengan 2012 di Kabupaten
Bulungan terdapat 1700 orang Lulusan Sekolah menengah atas. Alih-alih menjadi
Penemu dan Inovator, Sumber daya manusia kita terancam penggangguran, menjadi lumpen proletar alias gelandangan.
Dari
data LPPM ITB, diketahui bahwa dari total factor
productivity, kontribusi riset dan IPTEK nasional terhadap pertumbuhan
ekonomi domestik jauh di bawah kontribusi faktor modal dan faktor tenaga kerja.
Ini menunjukkan, Sumber Daya-Sumber Daya manusia kita secara sistematis telah dicetak
menjadi tenaga kerja/Buruh, bukan Penemu atau inovator. Menjadi Buruh bukanlah
sesuatu yang buruk, bila upah dan masa depan terjamin. Namun kenyataan berkata
sebaliknya, Upah Buruh indonesia adalah rendah dan masa depannya tidak
terjamin, sehingga menjadi buruh adalah sesuatu yang tidak diimpikan oleh
siapapun, kecuali terpaksa.
Sebagian
dari kalangan ekonom bahkan percaya bahwa IPTEK bukan faktor pengungkit
pertumbuhan ekonomik indonesia, dan karenanya tidak perlu mendapat prioritas. Ini
mengakibatkan ribuan orang lulusan sekolah menengah tentunya tidak
diprioritaskan menjadi orang-orang cerdas yang akan berupah tinggi, melainkan diprioritaskan
menjadi buruh murah belaka. Lantas untuk
apa sistem pendidikan itu? Apakah ini yang dimaksudkan dengan Mencerdaskan Bangsa?
Mengapa
Sistem Pendidikan kita terkesan Gagal? Terkesan hanya mencetak ribuan Buruh
murah belaka setiap tahunnya? Perlukah adanya Sistem Pendidikan Alternatif?
Bagaimanakah bentuknya? Apa yang harus dilakukan para Pemuda terkait hal ini?
Permasalahan-
permasalahan ini lah yang ingin kami wacanakan dalam Seminar Pendidikan di
akhir Tahun 2013 ini. Maka kami memilih tema : “Pendidikan
Alternatif dan Peran Pemuda, menuju Kalimantan Utara 2014-2017”. Semoga
acara ini berjalan Sukses. Amin.
2 comments:
Apakah forum ini bebas diikuti siapa saja?
mus-mus: bebas. sampai kongres nanti. apabila ada keputusan kongres tentang syarat-syarat keanggotaan, maka mungkin tidak bebas lagi.
Post a Comment