Friday, December 20, 2013

TENTANG PENYELENGGARA DAN TEMA SEMINAR




Oleh : Joko Supriyadi S.T. (Ketua FIKR) 

Forum Intelektual Kalimantan Utara (FIKR) terbentuk di akhir tahun 2013, di Tanjung Palas Hilir, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Anggotanya terdiri dari beberapa Pemuda dan Pemudi militant yang ingin melihat Kalimantan Utara 20 Tahun kemudian dapat menjadi Daerah Metropolitan di Wilayah Utara Indonesia, setara secara ekonomi dan politik dengan Negara-negara di Sekeliling Laut Cina Selatan (Vietnam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Cina). Forum ini percaya bahwa segala gerakan perubahan berdiri di atas dua fondasi utama yaitu Enterpreneurship dan Education, oleh karena itu Forum ini bergerak dalam dua bidang tersebut, yakni Enterpreneurship dan Education. Dalam rangka Launching Forum sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional sebulan yang lalu, maka diadakanlah Seminar Pendidikan ini. Adapun latar belakang, maksud dan tujuan seminar adalah sebagai berikut.  

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa adalah salah satu Tujuan didirikannya Negara indonesia yang tertera di Pembukaan Undang-Undang Dasar Indonesia. Upaya mencerdaskan tersebut adalah menyelenggarakan Pendidikan yang bermutu. Bagaimanakah, atau melalui proses apakah, Sistem Pendidikan dapat mencetak Sumber Daya Manusia yang cerdas? Sederhananya, apakah Pendidikan mampu meningkatkan level kecerdasan masyarakat, yang indikasinya adalah perubahan level ekonomi masyarakat dari menjadi buruh di negeri sendiri meningkat menjadi Tuan di negeri sendiri?

Berdasarkan data dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2009, Sejak dekade 1980-an Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan program-program link and match untuk meningkatkan kesesuaian antara kompetensi lulusan Sekolah Menengah Atas dan kebutuhan tenaga kerja industri. Di awal 2005 Kementrian Negara Riset dan Teknologi memperkenalkan kerangka kerja interaksi tiga pihak Academicians, Business dan Government (disebut interaksi ABG) untuk menstimulasi inovasi di berbagai skala (Nasional, wilayah dan lokal).

Para Pengambil Kebijakan dunia pendidikan di Kalimantan Utara tentunya telah menerapkan konsep link and match dan penggunaan teknologi tepat guna sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat, namun kenapa tidak berhasil menstimulasi dunia akademik untuk menghasilkan inovasi-inovasi di bidang IPTEK di Kalimantan Utara?

Pada tahun 2008, Koran Republika mencatat bahwa Di indonesia terdapat rata-rata 400 ribu orang Lulusan Sarjana setiap tahun, dan hanya 30 ribu orang saja yang terserap lapangan kerja setiap tahunnya. Berdasarkan data lainnya, dari Badan Pusat Statistik Bulungan Tahun 2013, pada Tahun 2010 sampai dengan 2012 di Kabupaten Bulungan terdapat 1700 orang Lulusan Sekolah menengah atas. Alih-alih menjadi Penemu dan Inovator, Sumber daya manusia kita terancam  penggangguran, menjadi lumpen proletar alias gelandangan. 

Dari data LPPM ITB, diketahui bahwa dari total factor productivity, kontribusi riset dan IPTEK nasional terhadap pertumbuhan ekonomi domestik jauh di bawah kontribusi faktor modal dan faktor tenaga kerja. Ini menunjukkan, Sumber Daya-Sumber Daya manusia kita secara sistematis telah dicetak menjadi tenaga kerja/Buruh, bukan Penemu atau inovator. Menjadi Buruh bukanlah sesuatu yang buruk, bila upah dan masa depan terjamin. Namun kenyataan berkata sebaliknya, Upah Buruh indonesia adalah rendah dan masa depannya tidak terjamin, sehingga menjadi buruh adalah sesuatu yang tidak diimpikan oleh siapapun, kecuali terpaksa.  

Sebagian dari kalangan ekonom bahkan percaya bahwa IPTEK bukan faktor pengungkit pertumbuhan ekonomik indonesia, dan karenanya tidak perlu mendapat prioritas. Ini mengakibatkan ribuan orang lulusan sekolah menengah tentunya tidak diprioritaskan menjadi orang-orang cerdas yang akan berupah tinggi, melainkan diprioritaskan menjadi buruh murah belaka. Lantas untuk apa sistem pendidikan itu? Apakah ini yang dimaksudkan dengan Mencerdaskan Bangsa?

Mengapa Sistem Pendidikan kita terkesan Gagal? Terkesan hanya mencetak ribuan Buruh murah belaka setiap tahunnya? Perlukah adanya Sistem Pendidikan Alternatif? Bagaimanakah bentuknya? Apa yang harus dilakukan para Pemuda terkait hal ini?


Permasalahan- permasalahan ini lah yang ingin kami wacanakan dalam Seminar Pendidikan di akhir Tahun 2013 ini. Maka kami memilih tema : Pendidikan Alternatif dan Peran Pemuda, menuju Kalimantan Utara 2014-2017”. Semoga acara ini berjalan Sukses. Amin. 

2 comments:

mus-mus said...

Apakah forum ini bebas diikuti siapa saja?

RAGA CANDRADIMUKA said...

mus-mus: bebas. sampai kongres nanti. apabila ada keputusan kongres tentang syarat-syarat keanggotaan, maka mungkin tidak bebas lagi.