1. Krisis Ekonomi Dunia
Baik penulis maupun pembaca sekalian sudah paham dengan krisis ekonomi Amerika di tahun 2008 yang lalu. Tidak lama setelah itu, segera krisis tersebut berlanjut ke arah timur Amerika, yakni ke Benua Eropa. Eropa hingga sekarang terus mengalami resesi. Diikuti oleh krisis ekonomi dan politik di negeri-negeri afrika dan timur tengah. Dan seterusnya akan mencapai Asia dalam waktu tak lama lagi. Berita-berita faktual mengenai ini dapat kita baca di koran-koran, di media massa kertas maupun di dunia maya.
a.http://finance.detik.com/read/2013/05/16/082615/2247362/4/kasihan-sudah-17-negara-eropa-masuk-resesi-ekonomi
b.http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/memburuknya-krisis-ekonomi-eropa-dan-gelombang-aksi-rakyat
c.http://www.wahdah.or.id/info-dunia-islam/inilah-11-butir-resolusi-hasil-muktamar-ulama-dunia-dan-6-pernyataan-ulama.html
d.http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2001895/the-fed-jadi-pukulan-telak-bagi-harga-emas#.Ucaudc0erXQ
e.http://www.dailymail.co.uk/news/article-1287271/World-plunged-crisis-2014-Cambridge-expert-predicts-Doomsday.html
f. http://www.infobanknews.com/2012/11/krisis-global-bisa-seret-indonesia-ke-pusaran-krisis-2014/
g.http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/11/10/18444813/Hingga.2014.Masa.Rawan.Terkena.Krisis
2. Bangkrutnya Borjuasi Indonesia
Apabila krisis ekonomi tersebut telah mencapai Asia, dalam porsi yang menyeramkan, yakni dimana index bursa-bursa saham jatuh drastis, industri expor-impor macet, perdagangan dalam negeri mengalami inflasi yang tinggi dan menyeluruh, Pengangguran merajalela dan kerusuhan-kerusuhan dimana-mana, apabila itu semua terjadi, maka itu menunjukkan borjuasi indonesia telah Bangkrut. Kapitalis-kapitalis besar, yang memiliki perbankan dan bisnis perumahan mewah, apartemen dan bisnis expor-impor barang mewah, pada saat itu, bangkrut.
Karena mereka bangkrut, maka Kapitalis menengah dan kecil beserta mesin birokrasinya, akan mengalami kebangkrutan lebih parah. Tidak ada lagi kehidupan yang nyaman bagi mereka. Tidak ada lagi ketenangan. Yang ada adalah rasa takut bila masa depan mereka dan keturunan mereka gelap gulita tanpa pekerjaan dan kehidupan yang layak sebagaimana selama ini.
Yang ada adalah rasa marah, marah pada kenyataan yang telah merenggut semua yang mereka miliki dan menghanguskan cita-cita serta impian masa depan mereka. Yang ada adalah Rasa takut dan Amarah. Borjuasi indonesia akan berhati gelap dan bermata merah menyala-nyala.
Borjuasi, siap untuk mengangkat senjata !
3. Revolusi yang dibajak
Kita stop dulu soal borjuasi yang akan mengamuk itu.
Dulu, sebelum borjuasi itu bangkrut, memang ia belum punya apa-apa.
Borjuasi asing, dalam hal ini Belanda dan sekutunya, sedang berkuasa di indonesia, sejak tahun 1600an sampai 1945. Bergandengan dengan kaum feodal, borjuasi asing itu tidak memberi kesempatan apapun bagi kaum borjuasi indonesia. Oleh karena itu, borjuasi indonesia waktu itu masih lagi berupa embrio, yang terdiri dari kaum petani besar dan pedagang china. Embrio kecil.
Singkat cerita, embrio borjuasi indonesia itu bekerjasama dengan kaum pekerja indonesia, memanfaatkan peluang krisis ekonomi dunia (perang dunia) untuk menggulingkan imperialisme di indonesia, menggulingkan borjuasi asing dan sekutunya. Belanda dan sekutunya tersingkirkan. Indonesia merdeka. Embrio borjuasi itu mulai tumbuh.
Hanya saja, kaum pekerja indonesia waktu itu memiliki kekuatan yang tinggi. Soekarno sangat mendukung kepentingan kaum pekerja. Nasionalisasi, reforma agraria, indoktrinasi, ekonomi terpimpin, dan berbagai kebijakan dan program yang diselenggarakan oleh Negara dibawah kepemimpinan soekarno itu sangatlah tidak mendukung bagi tumbuh kembang-nya borjuasi itu.
Maka borjuasi yang masih kecil itu bekerjasamalah dengan brojuasi asing (Amerika), sisa-sisa feodal dan kaum militer untuk mengambil alih kepemimpinan Indonesia, untuk mengambil alih Negara dari tangan kaum pekerja ke tangan kaum borjuis.
Terjadilah apa yang telah terjadi. Soekarno jatuh. Kepemimpinan nasional beralih ke Soeharto, Militer. Tiga serangkai Adam malik, Sultan Hamengku Buwono dan Soeharto, berhasil mengalahkan Soekarno dan PKI-nya. Borjuasi asing (amerika), Sisa-sisa feodal, Militer, mulai ambil banyak peran dalam tumbuh kembangnya borjuasi di indonesia.
Dimulailah babak baru di indonesia. Pertumbuhan Borjuasi.
4. Borjuasi setengah hati dan jatuhnya SOEHARTO
Sayangnya pertumbuhan borjuasi indonesia itu berjalan setengah hati. Sebab Borjuasi asing ternyata masih bercokol di indonesia. Borjuasi amerika menggantikan borjuasi Belanda. Hanya saja bentuknya sudah berbeda, bentuk Imperialisme-nya sudah berbeda. Borjuasi amerika menerapkan ekonomi liberal, sehingga borjuasi indonesia dibiarkan tumbuh bersaing satu sama lain, bebas sebebas-bebasnya. Namun, di sisi lain, sisa-sisa feodal dan kaum militer menjadi ganjalan bisnis. Borjuasi indonesia yang sedang tumbuh itu terganggu pertumbuhannya sebab cara-cara produksi feodal dan cara-cara bisnis kaum militer itu tidak sesuai dengan ide liberalisme !
Kaum feodal terlalu banyak menguasai tanah dengan bertopeng agama dan adat. Kaum militer terlalu banyak menguasai lobi-lobi dengan senjata, mematok biaya "Pelicin" sesuka hatinya dengan pistol dan pisau komandonya, ini tidak saja membuat laju perdagangan tersendat-sendat, tapi juga mengakibatkan harga-harga menjadi tidak terkontrol dan bisnis tidak berjalan secara kompetitif dan transparan. Korupsi merajalela seperti hutang yang merajalela. Pendek kata, borjuasi indonesia yang sedang tumbuh itu sungguh-sungguh terganggu secara ekonomi politik !
Maka dengan sendirinya, krisis ekonomi terjadi, sebagai bentuk ketidak sesuaian antara jumlah tenaga produktif baru dengan sistem produksi yang sudah kuno itu. Ditumbangkanlah rezim SOEHARTO, dan berguguranlah kaum militer dan sisa-sisa feodal tersebut.
5. Masa Kenaikan (Reformasi)
Borjuasi kini bernafas lega, melaju dengan kecepatan tinggi, membangun relasi bisnis dengan leluasa, membangun bisnis dengan gegap gempita, meraih puncak pendapatan yang tinggi-- modalnya dimana-mana, industri dimana-mana, perdagangan dimana-mana, pekerjaan dimana-mana, kapital dimana-mana !
Seiring ekonomi yang melaju tumbuh itu, maka politik pun semakin melaju dan tumbuh pula ! Partai politik dimana-mana, perwakilan rakyat dimana-mana, kebebasan berpendapat dimana-mana dan media massa dimana-mana !
6. Masa Bangkrutnya borjuasi dan bangkitnya Fasisme
Masa bangkrut sudah kami jelaskan di paragraf-paragraf nomor 1 dan 2. Di masa bangkrut ini, Kapitalis besar pun bangkrut, kapitalis menengah dan kecil (borjuis kecil) lebih bangkrut lagi.
Borjuasi yang bangkrut itu lah yang akan menjadi basis massa-nya gerakan fasis. Jutaan kelas menengah, yang dimasa kenaikan itu tumbuh seperti jamur di musim hujan, kini menjadi serdadu-serdadu yang siap bertempur. Panggilan suci dari pemimpin-pemimpin militer warisan SOEHARTO akan mendapat sambutan hangat dan khusyuk. Seruan-seruan perang akan menjadi penyemangat paling disukai oleh jutaan orang kelas menengah yang sudah bangkrut tersebut.
Fasisme lahir lagi ke dunia. Sejarah munculnya, Basis massanya, Semboyannya, tujuan gerakannya, semua yang ada pada dirinya tetaplah sama seperti yang pernah ada di masa Fasis Mussholini dan Hitler.
Muncul dari kejatuhan Borjuasi, dipuja dan dipenuhi oleh kelas menengah, bersemboyankan Anti Asing dan Heil-Militer, bertujuan menaklukkan bangsa-bangsa yang lebih rendah, dan lain sebagainya.
Fasisme menjadi pujaan !
7. Kaum "Kiri" yang terpecah belah
Sementara itu, Kaum kiri masih terpecah belah. Persis seperti kaum kiri di masa Kemunculan Hitler. Stalinisme dan Trotskyme sama-sama tidak mau mengalah. Nasional-sentrisme dan Internasional-sentrisme, sama tidak mau mengalah. Siapa yang benar dan siapa yang salah, bahkan sampai sekarang masih kabur bagi kedua belah pihak. Padahal kedua Kubu itu merupakan mayoritas dalam gerakan-gerakan kiri yang ada. Seandainya kedua kubu itu mau mengalah dan memadukan ide-nya, mungkin saja bisa didapatkan suatu ide sintesis yang lebih baik, yang bukan saja bisa mencegah terjadinya Fasisme, tapi juga sekaligus mewujudkan Sosialisme secara lebih efektif dan berkesinambungan.
Kenyataannya, di indonesia, kaum kiri memang masih berpecah belah. Belum ada suatu Kongres bersama, seperti di jaman Internasional 1 dan 3.
Belum ada suatu badan semacam soviet. Belum ada suatu partai apapun bahkan yang semacam Sosialis Revolusioner. Belum ada Koran sekelas Iskra yang bisa menyatukan kaum buruh beserta serikat-serikatnya. Belum ada tokoh-tokoh manapun yang bisa dijadikan calon pemimpin seandainya revolusi itu terjadi (seandainya!).
Belum ada suatu badan semacam soviet. Belum ada suatu partai apapun bahkan yang semacam Sosialis Revolusioner. Belum ada Koran sekelas Iskra yang bisa menyatukan kaum buruh beserta serikat-serikatnya. Belum ada tokoh-tokoh manapun yang bisa dijadikan calon pemimpin seandainya revolusi itu terjadi (seandainya!).
Apa lagi yang ditunggu? Apakah keterpecah belahan ini memang disengaja adanya? ataukah tokoh-tokoh itu tidak paham bahwa bahaya fasisme sedang mengancam ? ataukah bahaya fasisme ini sebenarnya ilusi kami belaka?
Wallahu 'alam, kata seorang teman berjanggut. Hanya Tuhan yang Tahu.
5. Masa depan Indonesia
Seandainya, seandainya saja teori ini benar bahwa fasisme akan muncul tak lama lagi seiring krisis ekonomi dunia, seandainya itu semua terjadi, maka tentulah Masa Depan Indonesia bisa kita bayangkan seperti ini :
1. Fasisme naik tahta, Kaum militer mendominasi pemerintahan.
2. Demokrasi tidak ada. Pemilu tidak ada. Pemimpin fasis adalah raja tanpa dosa.
3. Wajib militer diselenggarakan.
4. Persenjataan digalakkan, pertunjukkan Militer ditampilkan sebagai propaganda.
5. Bangsa-bangsa sekitarnya, seperti malaysia, akan diultimatum, serahkan perbatasan dan Ambalat, atau perang.
6. Bila Amerika dan sekutunya Eropa tidak bisa selamat dari resesi dan malah mengalami depresi ekonomi, maka tidak ada Jalan lain selain Perang sebagai solusinya.
"That is why a war has always caused intense industrial activity", kata Jhon Maynard Keynes. Perang bisa meningkatkan aktivitas industri.
"That is why a war has always caused intense industrial activity", kata Jhon Maynard Keynes. Perang bisa meningkatkan aktivitas industri.
7. Bila Amerika mengumandangkan Perang, maka indonesia pasti berpihak padanya.
8. Baik kaum kiri maupun kaum kanan, mampus semuanya dalam peperangan. Ini sudah jaman senjata otomatis dan rudal nuklir.
Demikianlah masa depan indonesia yang gelap itu. Semoga kita bisa menyikapi dengan cepat.
No comments:
Post a Comment